Sunday, August 22, 2010

Peran Pengasuh pengganti Ibu Bekerja Bagi Anak Usia 0 - 4 Tahun

A.   Pergeseran Peran Ibu
Keluarga adalah institusi pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Pada institusi keluarga ini seorang anak mengalami apa yang disebut sebagai pengasuhan. Keberhasilan seorang anak dalam melewati tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangannya sangat bergantung pada pola pengasuhan yang diberikan di dalam keluarga.
Keluarga  pada intinya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Norma umum menyepakati bahwa tugas seorang ayah adalah mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarga, dan tugas seorang ibu adalah menjalankan kegiatan kerumahtanggaan terutama mengasuh anak agar dapat berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat jasmani dan rohani. Namun perkembangan kehidupan sosio-kultural dan ekonomi pada akhirnya juga menuntut seorang ibu untuk ikut aktif dalam mengembangkan karir sesuai dengan minat dan latar belakang pendidikan selain sebagai ibu rumah tangga. Banyak kaum ibu yang bekerja sebagai pegawai negeri maupun swasta, sehingga harus meninggalkan tugas rumah tangga.
Konsekuensi dari ibu bekerja adalah adanya perubahan dalam kehidupan keluarga. Ada dugaan bahwa ibu yang bekerja kurang mempunyai kesempatan untuk mengadakan hubungan efektif yang dibutuhkan anak. Di samping itu dengan bekerja, ada kecenderungan pada kaum ibu untuk mempercayakan tugas pengasuhan anak kepada pembantu rumah tangga, pengasuh anak yang digaji, maupun Taman Penitipan Anak (TPA). Dalam hal ini yang menjadi perhatian bukanlah ibu yang bekerja, tetapi adanya kecenderungan dari para ibu untuk melepas tanggung jawab pengasuhan dengan memberi kepercayaan penuh kepada pengganti ibu untuk mengasuh anaknya.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pertumbuhan dan perkembangan anak hingga usia 6 tahun merupakan tahapan yang sangat kritis dalam perkembangan manusia. Hasil penelitian neurologi yang dilakukan oleh Osborn, White, dan Bloom menyebutkan bahwa perkembangan intelektual anak telah mencapai 50% ketika anak berusia 4 tahun, 80% setelah anak berusia 8 tahun, dan genap 100% setelah anak berusia 18 tahun.

B.   Kenyataan Tentang Anak
Waktu terbaik untuk memulai pendidikan kepada anak adalah sedini mungkin. Hal ini bisa dijelaskan dari beberapa hasil penelitian sebagai berikut:
  1. Tentang otak :
a.    Pada saat lahir, bayi memiliki 100 miliar sel otak yang belum tersambung. Pada usia 0 - 4 tahun terdapat 1000 triliun sambungan antar sel otak yang disebut sinaps. Pada saat inilah anak-anak bisa mulai diperkenalkan berbagai hal dengan cara mengulang-ulang, misalnya sebagai berikut:
-       Memperdengarkan bacaan Al Qur' an.
-       Melatih ketrampilan bahasa asing seperti bahasa Inggris.
-       Memperkenalkan nama-nama benda dengan cara bermain dan menunjukkan gambar.
-       Memperkenalkan warna dengan menunjukkan benda- benda dan gambar-gambar yang dikenal anak dengan warna-warna cerah.
-       Membacakan cerita atau dongeng.
Sampai pada usia 6 tahun, sinaps-sinaps yang terus mendapatkan stimulasi akan menjadi permanen. Sedangkan sinaps  yang tidak digunakan atau tidak mendapatkan stimulasi akan dipangkas atau  dibuang. Oleh karena itu sebelum usia 6 tahun merupakan saat yang tepat untuk mengoptimalkan daya serap otak anak agar tidak terpangkas percuma.
b.    Otak yang belum matang rentan terhadap trauma, baik terhadap ucapan yang keras maupun tindakan yang menyakitkan. Susunan otak terbentuk dari pengalaman. Jika pengalaman anak takut dan stress, maka respons otak terhadap dua hal itulah yang akan menjadi arsitek otak sehingga dapat merubah struktur fisik otak.
c.    Otak terdiri dari dua belahan yaitu kanan dan kiri yang memiliki fungsi yang berbeda namun saling mendukung.
-       Pekerjaan otak kiri berhubungan dengan fungsi verbal, temporal, logis, analitis, rasional serta kegiatan berpola.
-       Pekerjaan otak kanan berhubungan dengan fungsi kreatif dan kemampuan bekerja dengan gambaran (visual) dan berfikir intuitif, abstrak dan non-verbal serta kemampuan taktil/motorik halus pada tangan, termasuk pembentukan akhlak dan moral.
Sistem pendidikan kita maupun ilmu pengetahuan pada umumnya cenderung kurang memperhatikan kepandaian yang tak terucapkan. Jadi, masyarakat modern cenderung menganaktirikan belahan otak kanan.
Menurut Bob Eberle, seorang ahli pendidikan, "prestasi pikiran manusia memerlukan kerja yang terpadu antara belahan kiri dan otak kanan". Kalau tujuan kita adalah mengembangkan pribadi yang sehat dan jika kita ingin menumbuhkan kreativitas secara penuh, maka diperlukan pengajaran untuk menuju keseimbangan antara fungsi kedua belahan otak itu.
  1. Tentang stress
a.    Anak yang mengalami stress pada usia kritis 0-4 tahun akan menjadi anak yang hiperaktif, cemas dan bertingkah laku seenaknya.
b.    Anak dari lingkungan stress tinggi mengalami kesulitan konsentrasi dan kendali diri.
c.    Cara orang tua berinteraksi dengan anak di awal kehidupan akan membuat dampak pada perkembangan emosional, kemampuan belajar dan bagaimana berfungsi di kehidupan yang akan datang.
  1. Ciri-ciri anak pada milenium kedua:
-    mampu berpikir cepat;
-    mampu beradaptasi dengan cepat dan benar;
-    memiliki keimanan kuat sebagai filter;
-    menguasai bahasa dunia;
-    mampu menyelesaikan masalah dengan cepat;
Dari kenyataan-kenyataan tentang anak yang telah diuraikan di atas, jelas bahwa peran orang tua terutama ibu sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak usia dini, yang akan berdampak pada kehidupan anak pada masa yang akan datang.  Pada kenyataannya, kondisi social dan ekonomi serta budaya di masyarakat menuntut seorang ibu untuk berkarya di luar rumah dan tidak bisa senantiasa memantau dan mendampingi tumbuh kembang anaknya yang selanjutnya diserahkan kepada pengasuh pengganti ibu.

C.   Taman Penitipan Anak (TPA)
Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu alternative solusi bagi pemecahan masalah pergeseran peran ibu dalam keluarga, terutama bagi anak usia 0 – 4 tahun. TPA adalah salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini non formal yang memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan, kesejahteraan sosial, pengganti peran orangtua (pengasuhan), tempat bermain,  dan pusat konsultasi kesejahteraan anak. Menurut Model TPA Perkantoran yang dikembangkan oleh Balai Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda (BPPLSP) Regional IV, TPA terbagi dalam lima bentuk sebagai berikut::
-          TPA Perkantoran,
-          TPA Lingkungan,
-          TPA Industri,
-          TPA Perkebunan,
-          TPA Pasar
Adapun pengasuh pada TPA minimal memiliki kualifikasi sebagai berikut:
·         Berpendidikan minimal SMU atau sederajat.
·         Memilki pengetahuan dan keterampilan di bidang PAUD.
·         Sehat jasmani dan rohani.
·         Sayang pada anak.
·         Berbahasa lembut dan jelas.
·         Sabar.
·         Bersikap adil.
·         Mengenal pola asuh anak.
·         Berpenampilan rapi dan bersahaja.
·         Dapat menjadi teladan.
·         Memahami tahapan tumbuh kembang anak.

D.   Pengasuh Pengganti Orang Tua Bekerja
Siapapun pasti akan menyetujui bahwa kualitas manusia dewasa sangat banyak ditentukan oleh kualitas perkembangan pada masa kanak-kanak, khususnya pada masa pra sekolah dan sekolah. Dalam masa ini diperlukan stimulasi yang masih sangat mendasar sifatnya, bagi perkembangan terbaik untuk berbagai aspek anak-anak tersebut, yang tidak dapat dikejar lagi atau sangat sulit jika terjadi keterlambatan. Oleh karena itu sebagai lingkaran pertama dalam kehidupan anak, orang tua terutama ibu berperan mutlak dalam meletakkan dasar nilai kebajikan dan kepribadian yang baik.
Di lingkungan kita, tidak semua orang tua mampu dan mempunyai waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dengan tangan mereka sendiri. Sebagian orangtua, terutama bagi mereka yang tidak memiliki pilihan lain kecuali harus tetap bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup, menjadi orangtua tunggal, dan mempunyai anak kecil lagi. Tidak hanya itu, wanita modern juga dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan untuk diakuai oleh lingkungan sosialnya dan kebutuhan untuk berprestasi. Pada akhirnya keberadaan tempat penitipan anak dan jasa pengasuh tentu akan sangat terasa manfaatnya.
Namun demikian, sebelum orangtua memutuskan siapa yang akan menjadi pengasuh anak, sebaiknya orangtua mempertimbangkan terlebih dahulu kualitas pengasuhan yang akan diberikan kepada anak kita, setidaknya dapat menyerupai pengasuhan orangtua kepada anak. Dengan demikian, selama orangtua tidak ada di samping anak, ia akan tetap merasa tenang, aman dan nyaman.
Bagaimanapun, tetap saja peran sebagai orang tua tidak bisa ditawar, karena masih banyak sisi yang sebaiknya tetap menjadi porsi orang tua terutama pada tatanan pembentukan kepribadian, nilai dan moral. Orang tua haruslah secara aktif dan terus menerus berusaha untuk memainkan peranan dalam memembangakan pengendalian dan pengarahan diri  secara bertahap pada anak-anak, dan mengasah kepekaan hati nurani anak-anaknya.
Menyerahkan tugas pengasuhan anak kepada pihak lain tentu akan menimbulkan dampak positif dan negatif baik kepada anak maupun kita sebagai orangtuanya.  Berikut ini beberapa hal yang mungkin terjadi (dampak positif dan negatif) beserta solusi yang dapat orangtua lakukan apabila pengasuhan anak diserahkan kepada pihak lain:
Dampak yang mungkin timbul jika pengasuhan pengasuh pengganti di rumah yang baik dan dapat dipercaya:
·         Positif untuk anak:
Anak akan cepat beradaptasi dengan pengasuhnya dan merasa tenang bersamanya.
·         Positif untuk orangtua:
Orangtua akan merasa cukup tenang ketika menitipkan anak mereka kepadanya.
·         Negatif untuk anak:
Anak akan merasa sedih, kehilangan dan frustrasi ketika pengasuhnya pulang tidak kembali.
·         Negatif untuk orangtu:
Baby sitter yang baik dapat merusak hubungan ibu/orangtua dengan anak. Anak akan lebih memilih ingin selalu dekat dengan pengasuhnya daripada orangtuanya.

Solusi:
Orangtua harus dapat menyeimbangkan waktu pengasuhan kepada anak (ibu, ayah, baby sitter memiliki waktu yang seimbang dalam mengasuh anak).

Dampak yang mungkin timbul jika pengasuhan anak di serahkan ke tempat penitipan anak (sejak usia anak sebelum satu tahun).
·         Positif untuk anak:
Anak menjadi lebih mudah menyesuaikan diri (hal sosial), mandiri, dan kreatif.
·         Positif untuk orangtua:
Orangtua mempunyai waktu lebih leluasa untuk mengerjakan hal lain.
·         Negatif untuk anak:
Apabila anak terlalu lama dibesarkan di tempat penitipan anak, biasanya ia cenderung memperlihatkan gejala-gejala yang memprihatinkan seperti menarik diri dan menghindar untuk bertemu dengan figur ibu, sikap agresif yang meningkat (kecenderungan anak memukul, menyumpah, berkelahi), Sikap tidak mau patuh/menentang perintah atau permintaan orang-orang dewasa, dan tidak mau berbagi (Steve Biddulph, 2006).
·         Negatif untuk orangtua:
Anak yang memiliki sikap negatif yang terbawa sampai ia dewasa, akan membuat orangtua ’menderita’.
Solusiya:
Memilih tempat penitipan yang berkualitas dan profesional, baik dari sisi tempat maupun pelayanan petugasnya.
Peran seorang pengasuh pengganti ibu bekerja bagi anak usia 0 – 4 tahun sangatlah penting, Pengasuh harus memiliki kualifikasi minimal seperti pada pengasuh TPA yang telah disebutkan di atas. Pengasuh harus memiliki kemampuan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak sehingga anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahapanya. Adapun hal-hal yang harus menjadi syarat kemampuan seorang pengasuh bagi anak usia 0 – 4 tahun adalah sebagai berikut:
1.    Pengetahuan tentang kesehatan kesehatan.
Seorang pengasuh haruslah memiliki pengetahuan tantang kesehatan terutama kesehatan anak, misalnya makanan apa yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi anak usia 0 – 4 tahun, bagaimana pertolongan pertama ketika anak mengalami kecelakaan atau sakit, bagaimana menajaga kebersihan dan kesehatan anak, dan sebagainya.
2.    Kemampuan berbahasa yang jelas dan santun
Seorang pengasuh anak usia 0 – 4 tahun haruslah selalu berbahasa santun dan jelas. Pada usia tersebut, anak sedang melatih ketrampilannya dalam berbicara. Dan pada masa itu, anak juga merupakan peniru ulung. Oleh karena itu, untuk mengasah ketrampilan anak dalam berbicara dan menjaga kesantunannya, seorang pengasuh harus menjaga tutur katanya
3.    Memiliki kecerdasan yang cukup tinggi
Seorang pengasuh anak usia 0 – 4 tahun harus memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi karena anak usia tersebut memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin bereksplorasi. Sehingga dengan kompetensi yang dimilikinya, pengasuh tersebut mampu menstimulasi semua aspek tumbuh kembang anak.
4.    Berperilaku santun dan sopan
Seorang pengasuh anak usia 0 – 4 tahun harus berperilaku santun dan sopan, karena pada usia tersebut anak membutuhkan figure yang bisa memberikan tauladan dalam perjalanan pengembangan karakternya.
Begitu pentingnya peran pengasuh pengganti orang tua bagi tumbuh kembang anak usia dini. Oleh karena itu, apabila orang tua akan menyerahkan pengasuhan mereka kepada pengasuh di rumah,  orangtua harus betul-betul mengenalnya secara pribadi dan memilih orang yang dapat dipercaya agar anak dan orangtua merasa aman dan tenang.

DAFTAR PUSTAKA


Surya, Sutan. 2007. Melejitkan Multiple Intelligence Anak Sejak Dini. Penerbit Andi. Yogyakarta
Tim Pustaka Familia. 2006. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya. Kanisius.  Jogjakarta
http://www.balitacerdas.com/kembang/masapenting.html, diunduh pada tanggal 27 Agustus 2009

No comments:

Post a Comment